IKHLAS LILLAHI TA’ALA: IBADAH TANPA
SURGA, TANPA NERAKA
Pendahuluan: Mengapa Kau Beribadah? Jika Tuhan tidak
menciptakan surga dan neraka, masihkah kau sujud kepada-Nya? Jika tidak ada
dosa dan pahala, apakah kau tetap beribadah?
Banyak orang berkata, “Aku ikhlas beribadah karena Allah.” Tetapi apakah
benar? Atau jangan-jangan semua yang kau lakukan hanyalah transaksi
terselubung? Kau shalat karena takut neraka. Kau bersedekah karena ingin surga.
Inikah ketulusan?
Ikhlas lillahi ta’ala bukan sekadar ucapan. Ikhlas adalah meleburkan
kehendak pribadi hingga yang tersisa hanyalah kehendak-Nya.
Tingkatan Ikhlas: Dari Transaksi Menuju Lenyapnya Aku
1. Ikhlas Dagang – Beribadah karena ingin pahala
atau takut neraka.
2. Ikhlas Kesadaran – Beribadah karena sadar bahwa
Allah Maha Kuasa dan berhak disembah.
3. Ikhlas Hakikat – Beribadah bukan karena surga
atau neraka, tetapi karena tak ada pilihan lain selain mencintai-Nya.
4. Ikhlas Fana’ – Tidak ada lagi aku yang
beribadah, yang ada hanyalah Allah.
Jika kau masih mencari keuntungan dalam ibadahmu, kau belum benar-benar
ikhlas. Jika kau masih takut neraka atau berharap surga, ibadahmu masih penuh
kepentingan diri.
Ibadah Tanpa Harapan dan Takut Para pecinta sejati tidak
beribadah karena takut atau berharap. Mereka beribadah karena cinta. Seperti
Rabi’ah Al-Adawiyah berkata:
“Ya Allah, jika aku menyembah-Mu karena takut neraka, bakarlah aku dalam
neraka-Mu. Jika aku menyembah-Mu karena menginginkan surga, haramkan aku dari
surga-Mu. Tetapi jika aku menyembah-Mu karena cinta kepada-Mu, jangan
sembunyikan wajah-Mu dariku.”
Inilah tingkat tertinggi dari ibadah: menghilangkan segala motif selain
Allah itu sendiri.
Mengapa Ikhlas Itu Sulit? Karena manusia adalah makhluk
yang selalu menginginkan imbalan! Hati manusia penuh dengan transaksi:
·
Berdoa agar rezeki lancar.
·
Shalat malam agar masalah
selesai.
·
Bersedekah agar mendapat
ganti lebih besar.
Jika semua itu dihilangkan, apakah kau masih mau sujud?
Kesimpulan: Apakah Kau Berani Beribadah Tanpa Pamrih?
Ikhlas sejati adalah saat kau tetap sujud meskipun surga dan neraka dihapuskan.
Kau tetap shalat meskipun tak ada pahala. Kau tetap beribadah meskipun tak ada
yang melihat atau memuji.
Sebab, ibadah bukanlah jalan menuju surga atau neraka. Ibadah adalah jalan
menuju Allah.
“Jika yang kau cari adalah surga, maka kau masih jauh dari Allah. Jika
yang kau takutkan adalah neraka, maka kau masih jauh dari hakikat. Tetapi jika
yang kau cari hanyalah Allah, maka sesungguhnya kau telah dekat dengan-Nya.”

0 komentar:
Post a Comment